Apresiasi Karya Seni Kriya
Karya seni kriya ada yang memiliki nilai guna praktis dan
ada pula yang memiliki nilai guna hias. Karya seni kriya yang termasuk karya
seni rupa terapan, yaitu karya seni rupa yang lebih memerhatikan nilai guna
praktis untuk memenuhi kebutuhan manusia. Tahukah anda contoh-contoh karya seni
kriya ? Cabang karya seni kriya dapat dikelompokkan menjadi karya tekstil,
kriya anyaman, kriya lukis, kriya ukiran, kriya logam, kriya keramik, dan
lain-lain.
Keunikan
Gagasan dan Teknik dalam Karya Seni Kriya Nusantara
Fungsi seni kriya sangat penting bagi masyarakat dan negara
karena sektor penjualan seni kriya dapat meningkatkan devisa negara. Perhatian
pemerintah terhadap seniman kriya cukup baik, hal ini terbukti dengan adanya
pemberian penghargaan Upakarti bagi seniman atau perajin seni kriya yang
berprestasi. Selain itu, didirikan juga Dewan Kerajinan Nasional di tingkat
pusat dan daerah.
Dalam lingkup internasional, keunikan seni kriya Indonesia selalu
menjadi perhatian ketika dipamerkan. Seni kriya merupakan istilah yang
dipopulerkan untuk menggantikan kata kerajinan atau seni kerajinan yang
dianggap tidak sesuai lagi. Dalam membuat karya seni kriya (craft) sangat
dituntut kemampuan kriya (craftmanship) yang tinggi, seperti mengukir,
membatik, menganyam, menggambar, melukis, membuat patung, menenun, membentujk,
menyulam, menempa, atau mengecor.
KRIYA TEKSTIL
- #Kriya Batik
Prinsip utama dalam proses membatik, yaitu tutup celup. Bagian
tertentu pada kain ditutup dengan bahan lilin malam memakai alat bernama
canting untuk merintangi warna pada saat dicelup. Pada batik tradisional, lilin
penutup berupa motif hias (isen) yang beragam. Teknik yang digunakan dalam
membatik, diantaranya teknik tulis dan teknik cap. Teknik tulis menggunakan
canting dan hasilnya berupa batik tulis. Teknik cap menggunakan alat berupa cap
dari bahan tembaga yang dibentuk menjadi motif hias tertentu dan hasilnya
disebut cap batik. Perupa Amri Yahya dari Yogyakarta menjadikan batik
sebagai media berkarya seni lukis. Pusat kriya batik klasik terdapa di beberapa
kota di Nusantara, seperti Cirebon, Pekalongan, Yogyakarta, Solo, Madura,
Jambi, dan Papua. Secara umum ada dua gaya batik, yaitu batik pesisir dan batik
keraton.
- #Kriya Tenun
Teknik yang akan dibahas dalam artikel ini, yaitu teknik
dengan alat teknik bukan mesin (ATBM).Salah satu alat tenun bukan mesin disebut
tustel, seperti alat bantu anyam dan tenun gendong. Pada proses menenun
dengan alat bukan mesin, benang dipersiapkan untuk ditenun dengan posisi
membujur dan melintang, seperti menganyam. Benang pakan (benang yang melintang
horizontal) diatur posisi nya pada benang lungsi (benang yang membujur vertikal)
sehingga jika digunakan benang warna-warni akan membentuk motif tertentu.
- #Kriya Bordir
Bordir merupakan penerapan motif hias dengan cara dibordir
di atas kain. Istilah lain yang hampir sama dengan teknik bordir, yaitu teknik
sulam. Bantuan mesin bordir telah memudahkan proses produksi kriya bordir.
Kreatifitas perajin Bordir dapat dilihat dari motif hias yang dipilih,
warna, kesesuaian dengan bahan, dan fungsi kainnya. Bordir ditetapkan pada
pakaian, taplak, kerudung, dan mukena. Salah satu pusat bordir terkenal di Jawa
Barat, yaitu Tasikmalaya.
KRIYA ANYAMAN
Prinsip menganyam, yaitu memanfaatkan jalur melintang
(horizontal yang disebut pakan) dan membujur (vertikal yang disebut lusi).Kedua
jalur ini disusun tumpang tindih bergantian sehingga bersatu. Ada juga teknik
menganyam yang memanfaatkan jalur miring atau diagonal dan gulungan. Jalinan
bahan menampilkan motif hias tertentu dan akan semakin menarik jika
memanfaatkan perbedaan warna. Teknik pembuatan anyaman dapat dilakukan
secara manual (dengan tangan) dan ada juga yang menggunakan alat bantu sejenis
alat tenun yang disebut tustel. Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, merupakan salah
satu kota yang dikenal sebagai pusat produksi kriya anyaman dengan bahan,
bentuk, dan teknik yang beragam.
KRIYA LUKIS
Proses produksi kriya lukisan biasanya dilakukan secara manual
di atas kain sejenis kanvas yang dibentangkan. Proses melukis dimulai dengan
melukis dasar dan dilanjutkan dengan tahap penyelesaian. Alat yang digunakan
berupa kuas, pisau palet, palet untuk mencampur warna, dan cat minyak. Dalam
kriya lukis, seseorang pelukis dapat membuat karya yang sama secara
berulang-ulang.
Pusat kriya lukisan, diantaranya terdapat di Jelekong,
Bandung (Jawa Barat), Sokaraja, Banyumas, (Jawa Tengah), dan Ubud (Bali).
KRIYA KULIT
Pemanfaatan kulit satwa untuk kepentingan manusia sudah
berlangsung sejak lama, tepatnya pada waktu manusia mulai berburu satwa liar.
Sekarang kulit kambing, sapi, kerbau, atau reptil (buaya atau ular), sering
dipakai manusia untuk memenuhi fungsi sandang, seperti pakaian, sepatu, tas,
ikat pinggang, dompet atau jok kursi. Daerah pusat penghasil kriya kulit, di daerah Yogyakarta,
Bali dan Sukaregang.
KRIYA UKIRAN
Aspek kegunaan benda yang dibuat memerlukan sentuhan seni
rupa sehingga muncul upaya menghiasnya dengan berbagai cara. Salah satunya,
yaitu dengan mengukir atau memahat.
Peralatan yang digunakan untuk mengukir, di antaranya pahat,
palu, pisau raut, gergaji, kapak dan amplas. Kayu yang sudah kering dibentuk
sesuai rancangan, kemudian dipahat bagian demi bagian. Proses mengukir berakhir
pada tahap penghalusan yang bertujuan untuk memunculkan tekstur kayu dan
mengawetkannya, seperti dengan plitur atau vernis. Tingkat kerumitan ukiran
menentukan nilai seni dan harga jualnya. Di Magelang, para perajin memanfaatkan
batu andesit untuk membuat patung atau arca batu meniru karya patung pada zaman
Hindu klasik.
KRIYA LOGAM
Prinsip mengecor yaitu mengisi cetakan yang sudah dibuat
sesuai benda yang dikehendaki dengan logam yang sudah dididihkan. Bahan
perunggu, kuningan, tembaga, dan perak dicor membentuk aneka alat rumah tangga,
perhiasan, alat musik, dan senjata. Kegiatan pengecoran logam benda kriya, di
antaranya dapat ditemui di Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Selain dicor, logam dapat juga ditempa untuk dijadikan seni
kriya, mislanya teknik pembuatan keris. Kegiatan menempa logam biasanya
dilakukan bersama-sama dengan teknik mengecor dan mengukir. Misalnya, baja
ditempa atau dibentuk untuk membentuk sebuah benda.
KRIYA KERAMIK
Keramik dalam berbagai variasinya, seperti gerabah,
tembikar, terakota, merupakan karya yang sudah diproduksi sejak zaman
prasejarah. Bahan utama keramik berupa tanah liat yang sangat berlimpah di
Nusantara. Bahan tanah liat tersebut dapat dibentuk dengan teknik cetak tekan (press
molding) , lempeng (slabbing), pilin (coiling), dan pijit (pinching).
Plered (Purwakarta), Sitiwinangun (Cirebon, Jawa Barat), Purwokerto (Jawa
Tengah), Kasongan (Yogyakarta), dan Dinoyo (Malang, Jawa Timur), merupakan
pusat penghasil keramik yang terkenal di Indonesia.
KRIYA LAIN
Proses berkarya seni rupa tidak hanya terdiri atas teknik
seperti telah dikemukakan sebelumnya karena pada praktiknya dapa digunakan
teknik, seperti merakit, mematri, menempel, dan menjalin. Kadang-kadang
berbagai teknik dipadukan untuk menghasilkan sebuah karya seni rupa yang
unik.
1 komentar:
terimakasih infonya sangat bermanfaat sekali gan.
# Obat Infeksi Gusi
Obat Benjolan Gusi
Post a Comment
Gunakanlah tata bahasa yang baik