Gunung meletus merupakan peristiwa yang terjadi akibat endapan magma di dalam perut bumi yang didorong keluar oleh gas yang bertekanan tinggi.
Magma adalah cairan pijar yang terdapat di dalam lapisan bumi dengan suhu yang sangat tinggi, yakni diperkirakan lebih dari 1.000 °C. Cairan magma yang keluar dari dalam bumi disebut lava. Suhu lava yang dikeluarkan bisa mencapai 700-1.200 °C. Letusan gunung berapi yang membawa batu dan abu dapat menyembur sampai sejauh radius 18 km atau lebih, sedangkan lavanya bisa membanjiri sampai sejauh radius 90 km.
Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava
- Letusan gunung berapi
- Aliran lumpur
- Abu
- Kebakaran hutan
- Gas beracun
- Gelombang tsunami
- Gempa bumi.
Jenis gunung berapi berdasarkan
bentuknya
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Klasifikasi gunung berapi berdasarkan
frekuensi letusan di Indonesia
Kalangan vulkanologi Indonesia mengelompokkan gunung berapi ke dalam tiga tipe berdasarkan catatan sejarah letusan/erupsinya :
- Gunung api Tipe A : tercatat pernah mengalami erupsi magmatik sekurang-kurangnya satu kali sesudah tahun 1600.
- Gunung api Tipe B : sesudah tahun 1600 belum tercatat lagi mengadakan erupsi magmatik namun masih memperlihatkan gejala kegiatan vulkanik seperti kegiatan solfatara.
- Gunung api Tipe C : sejarah erupsinya tidak diketahui dalam catatan manusia, namun masih terdapat tanda-tanda kegiatan masa lampau berupa lapangan solfatara/fumarola pada tingkah lemah.
Skema peringatan gunung berapi di Indonesia
Tingkatan status gunung berapi di
Indonesia menurut Badan Geologi Kementerian
ESDM
|
Status
|
Makna
|
Tindakan
|
AWAS
|
- Menandakan gunung berapi yang
segera atau sedang meletus atau ada keadaan kritis yang menimbulkan
bencana
- Letusan pembukaan dimulai
dengan abu dan asap
- Letusan berpeluang terjadi
dalam waktu 24 jam
|
- Wilayah yang terancam bahaya
direkomendasikan untuk dikosongkan
- Koordinasi dilakukan secara
harian
- Piket penuh
|
SIAGA
|
- Menandakan gunung berapi yang
sedang bergerak ke arah letusan atau menimbulkan bencana
- Peningkatan intensif kegiatan
seismik
- Semua data menunjukkan bahwa
aktivitas dapat segera berlanjut ke letusan atau menuju pada keadaan
yang dapat menimbulkan bencana
- Jika tren peningkatan
berlanjut, letusan dapat terjadi dalam waktu 2 minggu
|
- Sosialisasi di wilayah
terancam
- Penyiapan sarana darurat
- Koordinasi harian
- Piket penuh
|
WASPADA
|
- Ada aktivitas apa pun
bentuknya
- Terdapat kenaikan aktivitas
di atas level normal
- Peningkatan aktivitas seismik
dan kejadian vulkanis lainnya
- Sedikit perubahan aktivitas
yang diakibatkan oleh aktivitas magma, tektonik dan hidrotermal
|
- Penyuluhan/sosialisasi
- Penilaian bahaya
- Pengecekan sarana
- Pelaksanaan piket terbatas
|
NORMAL
|
- Tidak ada gejala aktivitas
tekanan magma
- Level aktivitas dasar
|
|
"SALAM
HANGAT"
0 komentar:
Post a Comment
Gunakanlah tata bahasa yang baik